Jumat, 16 Desember 2011

Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) memiliki arti yang tidak sedap






























 
Siapa yang tidak kenal dengan gambar bunga di atas.  Ya! inilah gambar bunga raksasa asli Indonesia yang terkenal itu.  Bunga ini diberi nama yang tidak lazim dan menyeramkan yaitu Bunga Bangkai!.  Bangkai dalam bahasa Indonesia sepadan dengan kata ‘mayat’. Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya.

Nama lain bunga ini dalam bahasa Latin adalah Amorphophallus Titanium. Namun tahukah anda artinya? Amorphos berarti cacat, Phallus berarti penis, dan Titan berarti raksasa.  Ya, ini nama lain bunga ini  adalah bunga penis yang cacat dan berukuran raksasa!… Sungguh nama yang tidak sedap.
Bunga Bangkai atau Amorphophallus titanum adalah tanaman yang hanya ada di hutan hujan Sumatera, meskipun sekarang telah ditransplantasikan, dipanen, dan tumbuh di seluruh dunia.
Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya.

Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri.

Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, juga di Jerman. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas, Indonesia mengklaim bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m pada dini hari tanggal 11 Maret 2004. Bunga mekar untuk waktu sekitar seminggu, kemudian layu. Apabila pembuahan terjadi, akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji di pada bagian bekas pangkal bunga. biji-biji ini dapat ditanam. Setelah bunga masak, seluruh bagian generatif layu. Pada saat itu umbi mengempis dan dorman. Apabila mendapat cukup air, akan tumbuh tunas daun dan dimulailah fase vegetatif kembali.

Karena keunikannya, bunga ini sering diperjual belikan oleh manusia, itulah faktor utama bunga ini menjadi langka.

https://dreamindonesia.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar