Dikisahkan dari seorang bapak, beliau adalah
seorang pemilik sebuah yayasan sekolah tinggi di sebuah kota. Beliau bercerita
kepada ku dan teman – teman tentang suatu pengalaman pribadi yang membuat aku
tertegun, aku rasa cerita ini bisa aku share di blog ini agar teman – teman
semua dapat mengambil hikmah dari kejadian ini :
Suatu hari bapak andi (bukan nama yang
sebenarnya), beliau memesan tiket kereta api dari kotanya menuju kota palembang
untuk suatu urusan. Tiket yang dipesan berangkat pukul 08:30 malam WIB (Waktu Indonesia Barat). No
bangku yang tertera pada tiket adalah no 21. Seperti biasa sebelum kereta
berangkat tentunya pak andi sudah sampai di stasiun lebih awal. Tapi beliau
tidak langsung masuk ke dalam gerbong, beliau menunggu di kursi loby. Setelah
tepat pukul 08:30, pak andi pun bergegas menuju ke dalam gerbong untuk mencari
tempat duduk. Setelah menemui tempat duduk bernomor 12, beliau pun segera
meletakkan tas dan segera duduk di bangku itu. Dan akhirnya kereta pun
berangkat. Setengah jam setelah kereta berangkat, pak andi dikejutkan oleh
seorang ibu yang datang kepadanya dengan marah – marah. Pak andi pun terkejut
dengan kedatangan ibu tersebut. Ternyata ibu itu marah dan memaki – maki pak
andi karena nomor yang pak andi duduki adalah no 12 B yang artinya bangku no 12
gerbong B. Dengan marah – marah dan sambil memaki, ibu itu mengaku bahwa itu
adalah bangku kepunyaannya. Pak andi pun bingung, akhirnya beliau mengeluarkan
lembaran tiketnya. Dan ternyata di tiket tersebut tertera no 12 C yang artinya
bangku no 12 gerbong C. Ternyata memang pak andi yang salah duduk. Dengan rasa menyesal dan
minta maaf kepada ibu tersebut, akhirnya pak andi bergegas mengambil tas dan
segera pergi ke gerbong C. Setelah sampai di gerbong C, beliau langsung mencari
bangku no 12 dan segera duduk. Sambil duduk, dalam hati pak andi bergumam ”Ya
Allah, aku tadi benar – benar tidak tau kalau aku berada di gerbong B , aku
benar – benar tidak sengaja dan aku juga sudah minta maaf tetapi ibu itu masih
marah – marah dan memaki – maki pula. Kenapa Ya Allah hari ini begitu penat,
dirumah ada masalah, dikantor juga, sekarang ibu itu juga menambah pusing
kepala ku hari ini ”.
Karena terlalu capek, akhirnya pak andi pun
tertidur dikursi kereta itu. Entah sudah berapa lama beliau tertidur di kursi
itu, beliau pun terbangun karena dikagetkan dengan suara gaduh penumpang
seluruh kereta, dan banyak penumpang yang segera meninggalkan kursi mereka
seperti ingin melihat sesuatu. Dengan sangat teekejut, mata merah dan kantuk
yang masih sangat berat, beliau pun mencari tahu apa yang menyebabkan seluruh
penumpang kereta menjadi gaduh. Ternyata ada seorang penumpang kereta didekat
jendela di gerbong lain yang terkena lemparan batu dari orang – orang jahil
diluar. Seluruh wajahnya berdarah sangat banyak, mata, kepala dan hidungnya pecah
terkena batu dan serpihan kaca yang pecah karena lemparan batu itu. Karena
begitu paniknya, akhirnya masinis menghentikan kereta itu secara darurat agar
penumpang luka tersebut dapat ditolong di rumah sakit terdekat. Setelah kereta
berhenti sebentar, akhirnya kereta kembali berangkat. Waktu itu jam menunjukkan
pukul 01:00, sedangkan untuk sampai di tujuan sekitar 4 jam an lagi. Setelah
kejadian itu, seluruh penumpang tentu saja masi membicarakannya. Pak andi pun
sudah tidak bisa tidur lagi. Sambil terjaga dan masih mengantuk, beliau masi
bisa mendengar cerita orang – orang disekelilingnya, ia mendengar bahwa korban
yang luka itu adalah seorang ibu paruh baya, alangkah kasihannya ibu itu ujar
orang – orang. Pak andi pun berguman ” Alangkah bejatnya orang yang jahil itu,
mungkin mereka hanya iseng tapi mereka tidak tahu kalau mereka adalah pembunuh
yang hampir menghilangkan nyawa seseorang ”. Belum selesai beliau bergumam di
dalam hati, sayup – sayup diantara obrolan orang – orang itu beliau mendengar
bahwa korban berada di gerbong B bangku no 12. Pak andi pun terkejut, karena
takut salah mendengar, beliau pun menanyakan kepada orang – orang benarkah ibu
itu duduk di bangku no 12 gerbong B. Orang – orang disekitarnya pun menyahut
iya. Setengah tidak percaya, pak andi tanpa sadar langsung berjalan menuju
gerbong B dengan kereta yang masih berjalan. Sampai digerbong B, pak andi
begitu terkejut ternyata ibu tadi tidak duduk disitu lagi, pak andi melihat
kaca tempat duduk ibu itu pecah berantakan. Dengan hati yang sedih dan begitu
tidak percaya, ia kembali berjalan sambil tertatih menuju tempat duduk
dibangkunya. Sambil duduk, beliau kembali bergumam dalam hati ”Ya Allah,
kasihan sekali ibu itu. Ya Allah andai saja aku tadi yang masih duduk disitu
pasti aku yang jadi korbannya. Alhamdulillah ya Allah, Engkau masih melindungi
aku”. Pak andi terus terdiam dan merenung mengenang kejadian itu, dan karena
begitu mengantuknya beliau akhirnya pun tertidur.
Teman – teman, begitu selesai mendengar cerita
itu. Aku pun tertegun dalam hati. Dalam hati aku berbicara dengan Tuhan.
”Maafkan Ya Allah setiap shuudzhon yang sudah aku lakukan”. Sebagai manusia,
sering kita selalu bertanya kenapa? kenapa? dan kenapa?. Cerminan asa yang kita
rasa hampir hilang, penat yang begitu mendalam. Tapi seharusnya kita harus
yakin asa masih tetap ada, keajaiban selalu datang, Tuhan pasti punya alasan,
dan biarkanlah waktu yang berbicara. Izinkan Tuhan yang mengatur dan izinkanlah
diri kita hanya untuk berusaha dan berdoa. Insha Allah dengan sabar semua akan
ada hikmahnya. Dan akhirnya kita kembali akan tersenyum dan mengucapkan syukur
hamdalah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar