Senin, 06 Februari 2012

Tragedi gerbong kereta api (12B VS 12C)


Dikisahkan dari seorang bapak, beliau adalah seorang pemilik sebuah yayasan sekolah tinggi di sebuah kota. Beliau bercerita kepada ku dan teman – teman tentang suatu pengalaman pribadi yang membuat aku tertegun, aku rasa cerita ini bisa aku share di blog ini agar teman – teman semua dapat mengambil hikmah dari kejadian ini :
Suatu hari bapak andi (bukan nama yang sebenarnya), beliau memesan tiket kereta api dari kotanya menuju kota palembang untuk suatu urusan. Tiket yang dipesan berangkat pukul  08:30 malam WIB (Waktu Indonesia Barat). No bangku yang tertera pada tiket adalah no 21. Seperti biasa sebelum kereta berangkat tentunya pak andi sudah sampai di stasiun lebih awal. Tapi beliau tidak langsung masuk ke dalam gerbong, beliau menunggu di kursi loby. Setelah tepat pukul 08:30, pak andi pun bergegas menuju ke dalam gerbong untuk mencari tempat duduk. Setelah menemui tempat duduk bernomor 12, beliau pun segera meletakkan tas dan segera duduk di bangku itu. Dan akhirnya kereta pun berangkat. Setengah jam setelah kereta berangkat, pak andi dikejutkan oleh seorang ibu yang datang kepadanya dengan marah – marah. Pak andi pun terkejut dengan kedatangan ibu tersebut. Ternyata ibu itu marah dan memaki – maki pak andi karena nomor yang pak andi duduki adalah no 12 B yang artinya bangku no 12 gerbong B. Dengan marah – marah dan sambil memaki, ibu itu mengaku bahwa itu adalah bangku kepunyaannya. Pak andi pun bingung, akhirnya beliau mengeluarkan lembaran tiketnya. Dan ternyata di tiket tersebut tertera no 12 C yang artinya bangku no 12 gerbong C. Ternyata memang pak andi  yang salah duduk. Dengan rasa menyesal dan minta maaf kepada ibu tersebut, akhirnya pak andi bergegas mengambil tas dan segera pergi ke gerbong C. Setelah sampai di gerbong C, beliau langsung mencari bangku no 12 dan segera duduk. Sambil duduk, dalam hati pak andi bergumam ”Ya Allah, aku tadi benar – benar tidak tau kalau aku berada di gerbong B , aku benar – benar tidak sengaja dan aku juga sudah minta maaf tetapi ibu itu masih marah – marah dan memaki – maki pula. Kenapa Ya Allah hari ini begitu penat, dirumah ada masalah, dikantor juga, sekarang ibu itu juga menambah pusing kepala ku hari ini ”. 

Karena terlalu capek, akhirnya pak andi pun tertidur dikursi kereta itu. Entah sudah berapa lama beliau tertidur di kursi itu, beliau pun terbangun karena dikagetkan dengan suara gaduh penumpang seluruh kereta, dan banyak penumpang yang segera meninggalkan kursi mereka seperti ingin melihat sesuatu. Dengan sangat teekejut, mata merah dan kantuk yang masih sangat berat, beliau pun mencari tahu apa yang menyebabkan seluruh penumpang kereta menjadi gaduh. Ternyata ada seorang penumpang kereta didekat jendela di gerbong lain yang terkena lemparan batu dari orang – orang jahil diluar. Seluruh wajahnya berdarah sangat banyak, mata, kepala dan hidungnya pecah terkena batu dan serpihan kaca yang pecah karena lemparan batu itu. Karena begitu paniknya, akhirnya masinis menghentikan kereta itu secara darurat agar penumpang luka tersebut dapat ditolong di rumah sakit terdekat. Setelah kereta berhenti sebentar, akhirnya kereta kembali berangkat. Waktu itu jam menunjukkan pukul 01:00, sedangkan untuk sampai di tujuan sekitar 4 jam an lagi. Setelah kejadian itu, seluruh penumpang tentu saja masi membicarakannya. Pak andi pun sudah tidak bisa tidur lagi. Sambil terjaga dan masih mengantuk, beliau masi bisa mendengar cerita orang – orang disekelilingnya, ia mendengar bahwa korban yang luka itu adalah seorang ibu paruh baya, alangkah kasihannya ibu itu ujar orang – orang. Pak andi pun berguman ” Alangkah bejatnya orang yang jahil itu, mungkin mereka hanya iseng tapi mereka tidak tahu kalau mereka adalah pembunuh yang hampir menghilangkan nyawa seseorang ”. Belum selesai beliau bergumam di dalam hati, sayup – sayup diantara obrolan orang – orang itu beliau mendengar bahwa korban berada di gerbong B bangku no 12. Pak andi pun terkejut, karena takut salah mendengar, beliau pun menanyakan kepada orang – orang benarkah ibu itu duduk di bangku no 12 gerbong B. Orang – orang disekitarnya pun menyahut iya. Setengah tidak percaya, pak andi tanpa sadar langsung berjalan menuju gerbong B dengan kereta yang masih berjalan. Sampai digerbong B, pak andi begitu terkejut ternyata ibu tadi tidak duduk disitu lagi, pak andi melihat kaca tempat duduk ibu itu pecah berantakan. Dengan hati yang sedih dan begitu tidak percaya, ia kembali berjalan sambil tertatih menuju tempat duduk dibangkunya. Sambil duduk, beliau kembali bergumam dalam hati ”Ya Allah, kasihan sekali ibu itu. Ya Allah andai saja aku tadi yang masih duduk disitu pasti aku yang jadi korbannya. Alhamdulillah ya Allah, Engkau masih melindungi aku”. Pak andi terus terdiam dan merenung mengenang kejadian itu, dan karena begitu mengantuknya beliau akhirnya pun tertidur.

Teman – teman, begitu selesai mendengar cerita itu. Aku pun tertegun dalam hati. Dalam hati aku berbicara dengan Tuhan. ”Maafkan Ya Allah setiap shuudzhon yang sudah aku lakukan”. Sebagai manusia, sering kita selalu bertanya kenapa? kenapa? dan kenapa?. Cerminan asa yang kita rasa hampir hilang, penat yang begitu mendalam. Tapi seharusnya kita harus yakin asa masih tetap ada, keajaiban selalu datang, Tuhan pasti punya alasan, dan biarkanlah waktu yang berbicara. Izinkan Tuhan yang mengatur dan izinkanlah diri kita hanya untuk berusaha dan berdoa. Insha Allah dengan sabar semua akan ada hikmahnya. Dan akhirnya kita kembali akan tersenyum dan mengucapkan syukur hamdalah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar